Karena rombongan pengunjukrasa biasa datang jelang siang hari, maka kerap diminta break dulu oleh Selle untuk shalat duhur dan makan siang. Belum beberapa lama, tiba-tiba kelompok pengunjukrasa dari elemen masyarakat lainnya tiba. Staf sekretariat melapor kepadanya, kalau mereka datang lebih cepat dari jadwal semula. Selle bergegas. Menemui pengunjukrasa. Belum sempat makan siang.
Selle bukan baru kali ini menerima rombongan pengunjukrasa. "Semua saya terima. Saya dengarkan aspirasi mereka. Bahkan kadang saya ajak masuk ruang sidang. Biar mereka juga tahu proses dan alur aspirasi di DPRD itu seperti apa."
Selle paham betul suasana kebatinan mereka. Bahasa dan frekuensi intonasi ia turunkan agar selevel dengan pendemo. Intinya ciptakan suasana dialogis. Karena ia sendiri tukang demo. Di masa mudanya. Ia adalah aktivis mahasiswa sejak era akhir 1980-an hingga 1990-an. Ia pun tergabung kelompok demo pro demokrasi yang terkenal di masa reformasi 1998 yang berujung jatuhnya Presiden Seoharto dan berakhirnya Orde Baru.
Kembali ke urusan Pilkada Soppeng tahun 2024. Sejak 8 Agustus 2022, tepatnya 10 Muharram 1444 H, Selle telah mengerahkan seluruh timnya untuk memasang atribut dalam rangka pengenalan diri kepada masyarakat pada sejumlah titik di wilayah kabupaten Soppeng. Berjarak sekitar 180-an kilometer dari Kota Makassar. Balihonya tersebar di 49 desa dan 21 kelurahan.
Mengapa 10 Muharram? Ibu Selle yang minta mulai 10 Muharram saja. Permintaan itu sekaligus restunya. “Saya tidak tahu makna di balik itu. Tapi saya percaya, haqqul yakin, kalau dari ibu kandung pasti niatnya baik. Dan kalau Ibu mendoakan anaknya itu lebih makbul. Sehingga penghargaan saya kepada Ibu saya meminta untuk dimulai, kami ikuti. Apalagi bulan Muharram bagi kita banyak keistimewaan,” kata Selle.