Kalaupun dilakukan, pemilihan menteri baru tidak juga mudah dan bisa saja menciptakan friksi. Jika nama yang digadang-gadang seperti FX Hadi Rudyatmo dimasukkan, misalnya, bisa memunculkan persoalan dengan PDIP. Rudy dikenal sebagai pendukung Ganjar Pranowo.
''Masa iya tinggal setahun mau menimbulkan friksi?'' terangnya.
Sisa dua tahun ini, sebaiknya presiden mulai fokus untuk mengakhiri pemerintahan dengan soft landing. Sehingga bisa meninggalkan kursi dengan kesan baik.
Jika ingin reshuffle, maka keputusannya harus berbasis kinerja. ''Kalau, misal, ternyata presiden (melakukan) reshuffle buat para menteri (yang) sibuk nyapres itu keren. Masyarakat tepuk tangan,'' jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra juga berharap presiden tidak baper dengan Nasdem.
Dia mengingatkan, Nasdem sebagai partai yang sudah mendukung sejak periode pertama. "Kami juga dengan Nasdem dulu di kubu yang berbeda," ujarnya.
Baginya, jika sikap politik Nasdem pada 2024 dikaitkan dengan kabinet, itu merupakan bentuk campur tangan presiden.
Padahal, mendukung capres manapun merupakan kewenangan mutlak partai. ''Biarkan proses kandidasi berlangsung alami,'' katanya. (lum-far/bay/jpg/zuk/fajar)