Inflasi Sulsel Tahun 2022 Meroket Capai 5,77%, BI Sebut Salah Satu Alasannya Karena Pengalihan Subsidi BBM Oleh Pemerintah

  • Bagikan
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Bank Indonesia menyebut inflasi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada tahun 2022 menyentuh angka 5,77% (yoy), jumlah ini terbilang naik dua kali lipat dibanding 2021 sebesar 2,40% (yoy), juga di atas sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0±1%.

“Kondisi ini tidak terlepas dari peningkatan harga komoditas dunia akibat dinamika geopolitik global serta adanya kebijakan pengalihan subsidi BBM yang dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2022,” jelas Kepala Perwakilan BI Sulsel, Causa Iman Karana melalui keterangan resminya, Senin (2/1/2023).

Ia menuturkan, inflasi tahunan Sulsel terjadi di seluruh kelompok pengeluaran dan terutama bersumber dari kelompok Transportasi; Makanan, Minuman, dan Tembakau; serta Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga yang memiliki andil inflasi tahunan masing-masing sebesar 1,93%; 1,77%; dan 0,49%.

“Kelompok Transportasi mengalami inflasi tahunan sebesar 16,72% (yoy) yang dipengaruhi terutama oleh peningkatan harga bensin, kenaikan permintaan tiket pesawat pada momen Natal dan liburan akhir tahun pasca relaksasi pembatasan aktivitas, serta adanya penyesuaian harga tarif batas atas dan batas bawah ojek online di akhir tahun 2022,” terangnya.

Sementara inflasi tahunan Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,95% (yoy), kata dia dipengaruhi oleh meningkatnya harga telur ayam ras, beras, dan rokok kretek filter.

“Inflasi lebih tinggi pada kelompok ini tertahan oleh menurunnya harga komoditas cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras,” paparnya.

  • Bagikan