FAJAR.CO.ID,PANGKEP-- Pulau Sailus, Kecamatan Liukang Tangaya diduga dikeruk untuk kepentingan proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) Pratama yang anggaran untuk pembangunannya mencapai Rp41 miliar pada APBD 2022.
Itu diungkap salah seorang warga Desa Sailus, yang enggan disebutkan namanya, Al kepada FAJAR, Rabu, 4 Januari. Bahwa pihaknya mendapati adanya bekas galian di tengah hutan yang ada di Pulau Sailus, galian itu berupa galian batu kapur yang diduga digunakan untuk pembangunan RS Pratama.
"Ini yang kami sesalkan. Mereka ambil material di pulau. Batu kapur yang sangat mudah rapuh itu yang dipakai. Padahal kita saja warga pulau tidak pakai batu itu untuk bangunan karena sangat mudah rapuh," ucapnya.
Tidak hanya, batu kapur yang digunakan. Tetapi juga pasir pantai dikeruk untuk timbunan bangunan RS tersebut. "Kentara kalau itu pasir pantai. Bahkan ada gundukan pasir pantai yang kemudian dimasukkan dalam karung dan dijadikan timbunan untuk bangunan RS," katanya.
Pondasi bangunan RS Pratama yang memakan anggaran Rp41 miliar itu diduga memakai batu kapur pada struktur pondasi dan bangunannya. "Kapal yang masuk cuman bawa kerikil. Selebihnya material diambil dari pulau. Pondasi itu memakai batu dari pulau," jelasnya.
Ketua Wilayah Serikat Hijau Indonesia, Rizal Pausi menyayangkan apabila ada aktivitas pengerukan hingga penambangan material di pulau untuk proyek pembangunan. Sebab disebut sangat mengancam lingkungan dan masyarakat sekitar.
"Apabila pulau yang dikeruk, diambil materialnya itu tentu akan sangat berbahaya. Dampak jangka panjang yang biasanya masyarakat tidak pikirkan sehingga bisa dengan mudah memberikan tanahnya untuk dikeruk. Padahal ada dampak yang lebih besar, daratan pulau akan semakin terkikis dan bisa hilang secara perlahan," bebernya.