FAJAR.CO.ID, MAMUJU - Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik berharap kantor Bea Cukai di Sulbar bisa segera berdiri. Alasannya, banyak produk ekspor pertanian Sulbar tercatat di daerah lain.
Salah satunya produk turunan dari produk Tandang Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yakni bungkil sawit. Produk limbah sawit ini menjadi unggulan di Sulbar, karena menjadi penyumbang sekira 95 persen produk ekspor Sulbar.
Untuk ekspor perdana tahun 2023 sebanyak 3.800 ton, atau Rp 8,4 miliar melalui Pelabuhan Belang-Belang Mamuju menuju Thailand, Rabu 11 Januari 2023.
Meski begitu, PJ Gubernur Sulbar Akmal Malik kecewa. Sebab setiap produk ekspor Sulbar masih tercatat di provinsi lain.
"Sulbar berhak untuk mengklaim produknya sendiri. Kasian Sulbar. Sampai kapan begini terus. Dipastikan DBH bukan ke Sulbar.
Akhirnya apa, APBD kita tidak akan bergerak," ujarnya.
Menurut dia, Sulbar hanya jadi penonton terhadap Dana Bagi Hasil yang dialokasikan pusat untuk masing-masing daerah, karena tidak memiliki kantor bea cukai.
"Semoga kita segera memiliki Bea Cukai," ujarnya. (*)