Keempat, punya tagline khusus yang unik atau orisinil yg bisa dikenal oleh publik.
"Kelima, khususnya di pemilih gen Z, aktif di kanal sosmed dengan pendekatan psikologis gen Z. Misalnya segmentasi gen Z itu harus kampanye yang lucu kekinian," pungkasnya.
Terpisah, pakar pemilu di Sulsel, Dr. Nurmal Idrus, mengatakan, verifikasi faktual akan menentukan masa depan caleg DPD itu nanti apakah dukungannya benar-benar riil atau tidak.
"Status BMS di Verifikasi administrasi ini artinya belum menutup peluang untuk keabsahan dukungan mereka karena mungkin hanya kurang dari sisi administrasi," singkatnya.
Sedangkan, Pengamat politik UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad mengatakan, kedepan calon DPD RI gencar melakukan gebrakan dengan meningkatkan intensitas komunikasi dengan masyarakat.
Apalagi calon petahana DPD RI sebagai representasi daerah agar selalu mengambil isu strategis daerah sehingga makin diperhitungkan dalam dunia politik nasional.
"Yang utama adalah pembuktian kerja strategis yang hasilnya dirasakan konstituen," tuturnya.
Dekan Fakultas Komunikasi dan Dakwah UIN itu menyarankan calon DPD RI, juga harus mampu membuat terobosan seperti mengangkat isu-isu daerah di tataran politik nasional agar di satu sisi menjadi pertimbangan dalam pembuatan kebijakan strategis dan di sisi lain mampu menyampaikan kebijakan nasional di daerah.
"DPD RI memiliki peta sosial yakni struktur dan kultur masyarakat daerah dengan beragam orientasi dan kepentingan yang ada," katanya. (selfi/fajar)