Faktor lain yang membuat Gibran nekat membidik DKI Jakarta adalah demi mencari lawan politik. Pasalnya, kemungkinan besar Gibran tidak akan mendapat pesaing yang mumpuni di Jateng, kendati PDIP pasti siap memberikan tiket.
Di sisi lain, rencana politik Gibran juga dinilai membuat Megawati jengkel. Gibran rupanya seperti dianggap memutuskan sendiri tanpa mempertimbangkan peran Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.
"Tapi tetap mempertimbangkan bahasa tubuh Ibu Mega, (sebab) sekali lagi Megawati tentu masih punya rasa jengkel saja terhadap Istana," terang Rocky.
"Itu yang terbaca pada statement dari anggota PDIP, 'Ini belum waktunya', ya gimana belum waktunya wong semua orang sudah bersiap mencari kader kok," sambungnya.
Pasalnya, saat ini Megawati masih menimbang-nimbang nama yang akan dicalonkan PDIP di Pemilihan Presiden 2024, tetapi di sisi lain juga didesak untuk mempersiapkan kader untuk dicalonkan di beberapa wilayah metropolitan seperti DKI Jakarta dan Jateng. (jpc/fajar)