Fajar.co.id, Makassar -- Lembaga Hikmah Dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel bersama Kota Makassar menyelenggarakan Seri Dialog Pra Musywil Muhammadiyah ke 40. Tema Dialog Sirkulasi Elit Muhammadiyah Sulsel : Antara Pro Perubahan Dan Status Quo.
Dialog berlangsung di Ruang DPRD Provinsi Sulsel menampilkan empat pembicara, Dr. Ir. KH. M. Syaeful Saleh, M. Si, Dr. Syarifuddin Jurdi, Dr. Wahyuddin Halim, dan Abdul Rachmat Noer, Sabtu (28/1/2023).
Abdul Rachmat Noer membuka diskusi dengan pemaparan sirkulasi Elit Muhammadiyah itu ibaratnya sirkulasi udara dalam sebuah ruangan. Jika sebuah ruangan yang dihuni banyak orang tidak memiliki ventilasi dan alat pendinginan udara, maka bisa dipastikan orang-orang itu akan sesak nafas bahkan bisa lemas dan mati. Demikian pula dengan sirkulasi elit di Muhammadiyah, seharusnya sirkulasi elitnya harus berjalan normal, papar Rachmat Wakil Bendahara PW Muhammadiyah Sulsel.
Karena persyerikatan Muhammadiyah adalah organisasi kader, memiliki banyak organisasi otonomi yg secara rutin melaksanakan kaderisasi, isu kekurangan kader untukmengisi kepemimpinan mulai dari tingkat ranting sampai pusat tidak menjadi persoalan. Kita memiliki banyak stock kader yang berkualitas, kata Rachmat mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Wilayah Sulsel ini.
Untuk itu menghadapi Musywil Muhammadiyah ke 40 di Enrekang, diharapkan lahir wajah baru pimpinan, darah segar bagi Muhammadiyah yang akan mengisi Pimpinan 13, harap Rachmat.
Idealnya, para darah segar ini bisa mendominasi kepemimpinan Muhammadiyah untuk periode berikutnya. Berapa persen darah segar yang akan masuk ? Saya berharap peserta Musywil yang memiliki hak suara memilih 70% wajah baru dan 30% wajah lama, tegas Rachmat.