Resesi Seks Merupakan Istilah Baru, Kepala BKKBN Beri Penjelasan Soal Ini

  • Bagikan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.-Twitter/@BKKBNofficial

"Itu hampir 99 persen, coba tanyakan ke pasangan usia subur atau orang yang baru menikah, tujuannya pasti prokreasi," sambungnya.

Hasto Wardyono menuturkan bahwa adanya adat, budaya dan agama yang dianut kuat dalam masyarakat juga punya pengaruh dalam berkeluarga.

Lantaran hal tersbeut telah mempengaruhi tujuan keluarga untuk melakukan prokreasi atau menjalin hubungan menjadi suami istri guna menghasilkan keturunan.

Tujuan untuk prokreasi akhirnya membuat Indonesia memiliki jumlah rata-rata pernikahan mendekati dua juta pasangan setiap tahunnya.

Dari pernikahan tersebut, diketahui 80 persen atau sekitar 1,6 juta perempuan hamil di tahun pertamanya menikah.

"Makanya di Indonesia satu tahun yang lahir hampir 4,8 juta," ucap Hasto sebagaimana dilansir Antara.

"Jadi jauh dari pemahaman resesi seks kalau diterjemahkan sebagai penurunan atau ketidakinginan punya anak, kita masih jauh," tambahnya.

Hanya saja, Hasto Wardoyo mengakui jika usia perempuan menikah di Indonesia lebih meningkat dari sebelumnya.

Dalam pendataan yang dilakukan BKKBN, rata-rata usia perempuan yang menikah pertama kali di tahun 2021 berusia 22 tahun.

"Sementara sekitar lima hingga 10 tahun lalu, rata-rata usia perempuan menikah masih di bawah 22 tahun, seperti 20 atau 21 tahun bahkan di bawah itu. Jadi ada kemunduran dari sisi usia pernikahan (delay)," ujar Hasto.

Kepala BKKBN itu menjelaskan tujuan keluarga di Indonesia itu berbeda dengan negara lain, seperti di Jepang atau Korea Selatan, penduduknya belum tentu menikah untuk prokreasi.

  • Bagikan