FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Petani di wilayah Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo dirugikan. Proyek rehabilitasi jaringan saluran menghambat aliran air ke persawahan.
Hal itu ditegaskan oleh anggota DPRD Wajo, Anwar MD. Kata dia, air saluran irigasi yang mengalir ke Tanasitolo, tidak maksimal dimanfaatkan petani guna mengaliri sawahnya. Sebab debit air yang sampai kecil.
"Air yang sampai di Tanasitolo sedikit. Setelah kami telusuri bersama petani di hulu. Saluran irigasi tertutup material di Kelurahan Dualimpoe Kecamatan Maniangpajo. Karena ada pekerjaan (rehab, red)," ujarnya kepada FAJAR, Kamis, 2 Februari.
Pihaknya tidak mempersoalkan proyek rehabilitasi tersebut. Hanya saja, pemborong yang bekerja sudah 4 kali berganti. Di sisi lain, tanaman padi petani di Tanasitolo sudah membutuhkan air.
"Padi petani sudah berumur 2 bulan lebih. Kalau tidak segera disuplai air, sudah pasti tanaman mati. Walau hidup hasilnya nanti tidak seberapa," terang pria disapa Antonio ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Muhammad Ashar juga mengaku, telah menerima keluhan dari petani melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Hanya saja, belum mengetahui kewenangan dari proyek rehabilitasi jaringan saluran irigasi tersebut.
"Hal ini yang masih dikoordinasikan. Apakah proyek dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWSPJ) atau Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Sulsel," terangnya.
Menyikapi hal itu, Lurah Dualimpoe, Muh Jufri membeberkan, proyek tersebut merupakan rehabilitasi saluran sekunder dari Santuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Pompengan-Jeneberang.