Pembangunan sheet pile ini, dinilainya sangat mendesak, sehingga pihaknya akan berusaha agar bisa dimasukkan dalam penganggaran 2023 akhir.
"Jika kita mengacu pada proses penganggaran tentunya kita harus menunggu ditahun 2024. Tahun ini kita akan mulai mengajukan desain-desain. Namun kami tadi mencoba melakukan percepatan semoga bisa mendapatkan anggaran di sisa lelang 2023 mengingat hal ini adalah hal yang prioritas dan mendesak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Djaya Sukarno mengatakan dari hasil pemantauan tadi sheet pile yang ada di Kabupaten Maros belum lengkap.
Sehingga, pihaknya akan melengkapi sheet pile di aliran Sungai Maros itu dan akan dijadikan prioritas.
Meski demikian, kata dia, untuk penanganan banjir di Maros tidak bisa selesai hanya dengan melengkapi sheet pile saja.
"Itu hanya untuk jangka pendek saja. Sedangkan untuk jangka panjangnya kami akan mengusulkan membuat grand design pengendalian banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros, dari mulai hulu sampai hilir," jelasnya.
Dalam grand design itu, kata dia, pihaknya berencana membangun kolam retensi di hulu sungai.
"Di hulunya mungkin diusulkan adanya kolam retensi sehingga banjir yang terjadi di hulu bisa kita tahan dulu," katanya.
Untuk di bagian tengah aliran sungai, kata dia, akan dibangun tanggul-tanggul berupa sheet pile atau parapet wall.
"Di hilir akan dilakukan normalisasi sampai muara sungai Maros," sebutnya.
Adapun pembangunan sheet pile ada sekitar 2,2 kilometer yang akan menjadi prioritas.