FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sebanyak 63 nama tenaga ahli gubernur untuk percepatan pembangunan (TGUPP) Sulsel telah berseliweran di grup WhatsApp. Sayangnya, komposisi yang merekrut puluhan akademisi itu disorot sejumlah warga Toraya.
Dalam grup WA mereka menilai komposisi 63 nama itu menganaktirikan warga Torayan. Terutama soal proporsionalitas dan kepakaran.
Lantaran tak satupun akademisi berasal dari dua kabupaten tersebut. Sementara daerah ini merupakan lumbung suara Prof Andalan pada Pilgub 2018 lalu.
Hal tersebut diakui Guru besar Unhas Prof Dr Otto Randa Payangan. Hal substansi lainnya adalah tak satupun nama dalam tim itu merupakan pakar pariwisata.
Sementara Sulsel termasuk Toraja di dalamnya, merupakan salah satu Tourism Destination Area di Indonesia. Sehingga harus ada orang yang memiliki kepakaran khusus dalam bidang pariwisata.
"Itu kita sayangkan. Periode Pak Syahrul (Sayang Jilid II) dulu ada dari Toraja yang pakar dalam hal pariwisata," beber Prof Otto. Anggota DPRD Sulsel dapil Tana Toraja dan Toraja Utara, John Rende Mangontan (JRM) mengungkapkan hal yang sama.
Menurut JRM, pernyataan warga tentu punya dasar, sebab dimasa jabatan gubernur yang tersisa beberapa bulan, selayaknya warga Torayan dilibatkan membantu pemerintah.
"Kalau alasan sumber daya manusia, harus jelas parameternya. Akademisi bergelar prof maupun doktor banyaklah dari Toraja," ucap JRM. Sebenarnya, dari 63 nama tersebut terdapat Pdt Alfred Anggui yang juga merupakan Ketua BPS Gereja Toraja. Namun bagi JRM itu sebenarnya belum proporsional mewakili seluruh masyarakat Toraja. (nsrn)