FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Pembangunan, di satu sisi menjanjikan perbaikan dan penyelesaian persoalan-persoalan kehidupan manusia. Namun di sisi yang lain, pembangunan hadir dengan berbagai ancaman dan persoalan-persoalan baru bagi kehidupan manusia.
Pembangunan dan sederet persoalan yang dihadirkan, telah mengkonfigurasi ulang kondisi ekologis, terlebih lagi dalam konteks relasi manusia-alam. Alam ditempatkan pada posisi tidak setara dengan kepentingan manusia.
Hal itu menjadi salah satu persoalan disinggung dalam Pidato Pengukuhan Muhlis Madani, sebagai Guru Besar Bidang Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Makassar. Pidato disampaikan dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa yang dpimpin Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Senin, 6 Februari 2023.
Oleh karena itu, menurut Muhlis, salah satu intrumen penting dalam penanganan turunnya kualitas ekologis akibat aktifitas manusia adalah anggaran berbasis lingkungan hidup (ABLH) atau green budgeting.
“Secara praktis, green budgeting menekankan kepada aktor-aktor politik pemerintahan untuk menganggarkan beberapa persen dana anggaran pendapatan dan belanja pada kegiatan-kegiatan perlindungan dan pemeliharaan lingkuhan hidup, dan juga pada program-program pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup,” ungkap Muhlis, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Eco-Based Budgeting Policy: Diskursus Ilmu Pengetahuan & Praktik Kebijakan di Indonesia”.
Riwayat Hidup
Muhlis Madani lahir di Parepare, 18 Mei 1963. Bangku sekolah dasar ditamatkannya di Rappang Kabupaten Sidrap tahun 1975. Ia menyelesaikan pendidikan SMP tahun 1979, dan SMA tahun 1982, di kota kelahirannya, Parepare.