FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Bank Indonesia (BI) menyebut, perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) salah satunya ditopang oleh sektor ekspor. Tujuan utamanya ke negara Jepang dan Tiongkok.
Komoditas yang diekspor diantaranya hasil perkebunan, seperti kakao, dan berbagai komoditas pertanian, dan juga nikel.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Firdauz Muttaqin menyebut, pihaknya memprediksi permintaan global akan melemah pada tahun ini. Jika demikian, maka akan berdampak pada ekspor Sulsel.
“Artinya kalau Tiongkok dan jepang akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, ini akan berdampak pada Sulsel,” ungkapnya, pada pertemuan bersama media di Makassar, Rabu (8/2/2023).
Firdaus mengatakan, walau ekspor melemah, beberapa sektor lain dapat dioptimalkan. Misalnya pertanian, perkebunan, dan pariwisata.
“2023 kita tahu permintaan global akan melemah, pasti akan mengganggu ekspor kita. Tapi kita pastikan, konsumsi masyarakat akan tinggi,” jelasnya.
Sektor yang paling diharapkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di Sulsel, yakni pariwisata. Menurutnya, sektor ini dapat mendorong konsumsi masyarakat di berbagai bidang.
“Sektor yang paling diharapkan mendukung perekonomian, Pariwisata. Mari kita berpariwisata bersama-sama. Dengan mendukung parwisata itu akan mendorong perekonomian kita,” jelasnya.
“Pertama dia mendorong konsumsi masyarakat di bidang transportasi, perhotelan, makan dan minum. Itulah yang akan mendorong perekonomian kita. Kita ingat 2019, ketika dunia mengakami perlambatan konsumsi masyarakat kita tetap tinggi,” pungkasnya.(Arya/Fajar)