Acara ini juga akan dihadiri oleh 200 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan se Indonesia timur, Dinas PTSP se-Sulawesi Selatan, delapan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia, 8 Kedutaan Besar yang punya Kantor Konsulat di Makassar, dan juga Pengurus Kadin dan Hipmi di Indonesia Timur.
"Ada pula perwakilan dari negara lain seperti Australia Jerman, Jepang, Malaysia, Singapura, India, dan Bangladesh," ujarnya.
Nantinya, kata Andry, akan ada rekomendasi yang dicanangkan dari konferensi tersebut. Kemudian, akan digelar forum bisnis dengan investor pelaku kemaritiman dari Rusia.
"Raise from the East istilahnya. Jadi kita coba jadikan Indonesia Timur sebagai episentrum kebangkitan pariwisata dan investasi di Indonesia," ungkap Andry.
Di hari terakhir, seluruh peserta akan mengikuti anti Mager (Malas Gerak) bersama Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dan para menteri.
Sementara, Ketua BPD Hipmi Sulsel Andi Rahmat mengatakan program ini akan menarik investor berkunjung ke Sulsel.
Pemprov Sulsel punya kesempatan untuk meyakinkan investor agar tidak lari seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Pemprov harus menjaga agar investor tidak berpindah karena masalah politik. Target kami (yang dipromosikan) ada KEK Selayar-Bulukumba dan Takalar, juga kawasan supermonde di Makassar. Semoga ada yang melirik," ungkap Rahmat.
Sub Koordinator Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Sulsel Ahmad Yusran menambahkan Konferensi Tingkat Tinggi Pariwisata dan Investasi Indonesia Timur diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan dan membantu pemulihan sektor pariwisata lebih cepat pasca pandemi.