"Karena itulah, kami berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membuat semua masjid di Kabupaten Wajo menjadi nyaman untuk beribadah. Gerakan ini disebut Gerakan Masjid Cantik atau Gemantik. Selain itu, kami juga mengembangkan rumah tahfiz dan saat ini sudah ada 75 rumah tahfiz dengan 3.300 lebih anak-anak yang sedang menghafal Al-Qur'an," beber Amran yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wajo.
Untuk pertumbuhan ekonomi, lanjut Amran, Wajo pernah berada di angka -1,77 persen karena hantaman pandemi Covid-19 pada 2020, kemudian bangkit menjadi 6,77 persen pada 2022. Selain itu, pendapatan per kapita masyarakat Wajo pada 2021 juga mencapai angka Rp58 juta.
Amran juga menjelaskan langkah yang dilakukan dalam memimpin Wajo bersama Wakil Bupati, Amran, yaitu mereformasi birokrasi dengan sistem merit atau merit system. Selain itu, mengalihkan anggaran kurang produktif ke program yang lebih prioritas dan dirasakan langsung masyarakat.
"Sebagai penutup, saya yakinkan Anda bahwa kami telah melakukan banyak hal pekerjaan di Wajo. Tapi, masih banyak hal yang harus dilakukan. Namun, indikator perbaikan yang perlahan muncul adalah bukti paling jelas bahwa kita benar-benar hadir untuk masyarakat Wajo," bebernya. (*/fnn)