Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, metode ini bisa digunakan untuk bidang-bidang seperti sejarah dan pendidikan akhlak. Peserta didik diharapkan mampu menirukan peristiwa sejarah atau perilaku keagamaan yang diharapkan dapat dicontoh atau diteladani oleh peserta didik dalam kehidupan, atau bisa juga perilaku atau peran-peran yang harus dihindari oleh peserta didik dalam kehidupan agar peserta didik memiliki kemampuan mengamalkan perintah agama dan menjauhi larangan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penerapan metode simulasi, hasil belajar Peserta Didik meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar Peserta Didik pada ranah kognitif melalui multiple choice pada siklus 1, dan soal uraian pada siklus 2. pada kondisi awal hanya 1 Peserta Didik yang memiliki nilai diatas atau sama dengan 70 atau taraf ketuntasan hanya sampai pada 2%, pada Siklus I sebanyak 26 Peserta Didik yang memiliki nilai di atas atau sama dengan 70 atau taraf ketuntasan sampai pada 72%, pada Siklus II sebanyak 36 Peserta Didik yang memiliki nilai di atas atau sama dengan 70 atau taraf ketuntasan sampai pada 100%. Ini berarti terdapat peningkatan hasil belajar Peserta Didik melalui metode simulasi. (*)