Di Surabaya, Pasien Peremajaan Organ Intim Perempuan Meningkat

  • Bagikan
Anggota tim Dermatology, Aesthetic & Plastic Surgery National Hospital menyiapkan laser femilift untuk peremajaan organ respoduksi prempuan. (Jawa Pos)

FAJAR.CO.ID - Penanganan peremajaan organ reproduksi perempuan, tidak hanya pada bagian vagina saja. Melain juga pada organ lainnya. Nah, tren peremajaan untuk kaum hawa itu belakangan mengalami kenaikan. Hal itu didorong level kesadaran yang terus meningkat.

”Saat ini bisa ada lima sampai sepuluh kasus yang saya terima setiap bulan,” ucap dr Hendera Henderi SpOG kepada Jawa Pos kemarin (14/2).

Berbeda dengan kondisi tujuh–delapan tahun lalu, penanganan kasus peremajaan tersebut masih relatif sangat jarang. Sebab, masih banyak pasien yang merasa tabu untuk memeriksakan kondisi organ reproduksinya.

Hendera mengatakan, tindakan peremajaan tak hanya terjadi pada kalangan usia tertentu. ”Mulai remaja hingga warga yang menopause bisa mengalami keluhan dan melakukan peremajaan,” ujarnya.

Dia menambahkan, pasien yang saat ini banyak ditangani berasal dari kalangan menopause. Keluhan yang dialami mereka cukup beragam. Mulai gangguan kencing hingga rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual.

”Inkontinensia atau gangguan menahan kencing. Jadi, saat batuk atau tertawa sedikit, sudah keluar kencingnya,” jelas dokter spesialis onkologi dan ginekologi di Dermatology, Aesthetic & Plastic Surgery National Hospital itu.

Keluhan tersebut biasanya dipengaruhi kelemahan otot dasar panggul. Sehingga perlu tindakan peremajaan. ”Sedangkan kalau soal hubungan suami istri, biasanya mengeluhkan vagina yang kering sehingga terasa nyeri,” sambungnya.

Hendera menjelaskan, keluhan semacam itu sebelumnya dianggap tabu untuk dibahas. Seiring berkembangnya teknologi, makin banyak perempuan yang berani bercerita. ”Karena di Amerika, di Eropa, itu banyak juga yang melakukan. Akhirnya di sini banyak yang mencari info,” terangnya.

  • Bagikan

Exit mobile version