Meski begitu, kata dia, kondisi ini tidak akan menjadikan Demokrat lemah begitu saja.
"Karena elit yang mundur juga tidak semua berkontribusi optimal pada pencapaian suara di Pemilu 2019. Bahkan ada juga yg terbukti gagal mempertahankan suara partai dari pemilu sebelumnya," kata Luhur.
Menurut dia, pembaharuan kepengurusan yang dilakukan Partai Demokrat Sulsel akan memberi harapan baru ke depan. Syaratnya, Demokrat harus mengakomodasi tokoh-tokoh muda yang potensial.
Kondisi itu, sambung Luhur, juga menjadi tantangan bagi Ni'matullah sebagai Ketua Demokrat Sulsel. Dia mengatakan, saat ini Demokrat Sulsel ditunggangi oleh politikus yang belumterukur dalam kekuatan elektoralnya.
"Belum terukur artinya, bisa lebih baik pencapaiannya, bisa juga tidak," imbuh dia.
Luhur mengatakan, hal itu akan sangat bergantung pada modem rekrutmen bakal calon legislatif Demokrat Sulsel. Menurut dia, Strategi pemenangan, determinasi kepemimpinan serta dukungan sumberdaya ekonomi politik yang tersedia.
"Maka akan sangat menentukan perolehan suara Partai Demokrat Sulsel pada Pemilu 2024," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 10 Ketua DPC Partai Demokrat di Sulsel memberi isyarat akan meninggalkan Demokrat. Mereka akan mengikuti jejak Ilham Arief Sirajuddin (IAS) yang memutuskan bergabung ke Golkar.
Mereka yang dikabarkan akan ikut pindah, yakni Ketua DPC Demokrat Pinrang sekaligus Bupati Pinrang Irwan Hamid, Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur, Ketua DPC Demokrat Wajo Rahman Rahim, Ketua DPC Demokrat Barru Irmawaty Syahrir, Ketua DPC Demokrat Bulukumba H Murniaty.