"Ada mekanisme yang menurut kami harus dijembatani oleh perguruan tinggi. Mengapa kita undang bapak ibu guru? Memang ada faktor intervensi guru yang harus, banyak anak kita tidak berhasil karena kekurangan informasi dari pihak sekolah," jelasnya.
Di tanggal 21-22 februari mendatang, dirinya bersama Rektor UNM akan menghadiri FGD dari Kemendikbud bagaimana menyusun kriteria penerimaan mahasiswa baru berbasis prestasi.
"Nanti juga kita akan diskusi apa saja kriteria menerima mahasiswa program studi, nanti akan dirapatkan bersama pimpinan universitas dengan menyesuaikan peraturan umum yang ada di pusat," jelasnya.
Menurut Prof Hasnawi, transformasi yang dilakukan oleh pihaknya cukup banyak, untuk jumlah mahasiswa di UNM sekarang dalam data PD Dikti terbanyak pertama untuk kawasan Timur Indonesia perguruan tinggi negeri dan swasta.
"Jumlah mahasiswa kami student bodynya sekitar 52 ribu itu mengalahkan saudara kita di Unhas yang hari ini kisarannya berada diangka 39 ribu, jadi lonjakan yang luar biasa ini tentu harus kita syukuri tapi juga jadi tantangan berat bagi kami untuk memastikan akses layanan pendidikan yang harus didapatkan oleh mahasiswa tentu harus bisa kita optimalkan," ungkapnya.
Apalagi, dengan jumlah student body yang luar biasa dimiliki UNM sat ini, menurut Prof Hasnawi, akan menjadi modal luar biasa bagi kampus pencetak para pemimpin di Indonesia untuk menghasilkan mahasiswa berkompeten.
"Selain bidang studi kependidikan dan non-kependidikan di UNM, hari ini lagi running proses menunggu vitsitasi lapangan dari Kemendikbud untuk pembukaan prodi kedokteran di Kota Parepare," cetusnya.