Sosiologi Banjir dan Fenomena Pop Culture Masyarakat di Jagad Raya Medsos

  • Bagikan
Irfan Yahya Ketua Departemen Sosial dan Keagamaan IKA Magister Departemen Sosiologi Unhas, Aktivis Hidayatullah

Hingga kini kanal besar itu masih dapat kita saksikan namun sayangnya nampak kurang
kepedulian kita untuk merawat dan memaksimalkan fungsinya. Kanal tersebut diantaranya kanal
Mariso, kanal Jeneberang, kanal Pettarani, kanal Cikoang. Kehadiran kanal-kanal ini yang
sedianya memang dibangun untuk mengatasi masalah banjir, jika ditatakelola secara maksimal
dengan melibatkan seluruh potensi pihak terkait, tentu akan dapat mengurai secara perlahan
masalah banjir ini. Bahkan dapat menjadi salah satu destinasi wisata dengan tajuk wisata kanal.
Sebagaimana wisata kota kanal di sejumlah kota di Eropa.

Hal penting juga harus diperhatikan untuk mengantisipasi banjir dengan lebih baik di masa depan
adalah eksploitasi sumur air tanah yang berlebihan dapat mempengaruhi kondisi air tanah di sekitar
sumur tersebut. Jika jumlah air yang diambil dari sumur melebihi jumlah air yang dapat diisi
kembali melalui proses alami, maka akan terjadi penurunan muka air tanah.

Penurunan muka air tanah dapat mempengaruhi sistem drainase yang ada di kota pinggir pantai
Makassar. Saat terjadi penurunan muka air tanah, maka volume air yang tersedia di tanah juga
akan menurun. Hal ini menyebabkan tanah menjadi lebih rapuh dan mudah rusak, termasuk sistem
drainase yang ada di wilayah tersebut. Sistem drainase yang sudah rusak atau tidak berfungsi
dengan baik akan memicu terjadinya banjir. Saat terjadi banjir, air hujan yang jatuh tidak dapat
dialirkan dengan baik sehingga terjadi genangan air di permukaan tanah. Apabila volume air yang
mengalir cukup besar, dan bersamaan dengan pasang naiknya air laut, maka akan terjadi luapan
air ke permukiman dan jalan raya yang menyebabkan banjir.

  • Bagikan

Exit mobile version