“Bukan hanya sehari, tetapi sehari ini menjadi pendorong bagi kita untuk membiasakan diri menggunakan bahasa daerah, terlebih di lingkungan keluarga. Nah, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, tentu kami juga punya peran penting dalam menumbuhkan kesadaran pentingnya penggunaan bahasa daerah di lingkungan keluarga,” ujarnya.
Pengembangan dan pelestarian bahasa daerah lanjut dia, bukan hanya menjadi tugas para pendidik saja di sekolah, tetapi menjadi tugas bersama. Pemerintah punya peran dalam membuat payung hukum agar bahasa daerah terlindungi pelestariannya.
Di lingkungan keluarga, orang tua menunjukkan keteladanan kepada anak-anaknya dengan membiasakan berbahasa daerah. Begitu juga masyarakat punya peran dalam mendorong dan memotivasi para generasi muda untuk mencintai bahasa daerah, misalnya berinteraksi di lingkungan masyarakat menggunakan bahasa daerah.
“Tidak apa-apa menguasai bahasa asing, tapi jangan lupa bahasa Ibu kita. Jangan sampai kita tersisihkan di negeri sendiri karena lupa identitas kita. Kita tidak dapat memungkiri banyak anak-anak kita saat ini malu dan gengsi berbahasa daerah,” harapnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, Arifuddin Idris. Ia berharap, kegiatan itu dapat memupuk kesadaran untuk selalu menggunakan bahasa daerah.
“Bahasa daerah adalah identitas kita yang harus dijaga oleh generasi kita. Semoga anak-anak yang hadir dalam pagelaran ini dapat memanfaatkan panggung ini dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bahasa daerah,” papar dia.