Amran pun menyampaikan terima kasih kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Masyarakat Islam Kemenag, Kamaluddin Amin, yang sudah berkunjung ke Kota Santri dan menjadikan Pammana sebagai lokasi kampung zakat.
"Kita berharap kampung zakat ini meningkatkan kesadaran masyarakat membayar zakat sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat bisa tercapai. Semoga semangat kampung zakat ini bisa menular ke kampung-kampung lainnya," harap Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wajo ini.
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor, menjelaskan program Kampung Zakat adalah upaya pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi dana zakat yang dikumpulkan.
"Kita ingin agar zakat ini produktif, bukan hanya sekadar membantu kebutuhan pokok masyarakat, tetapi untuk meningkatkan roda perekonomian agar dapat mencapai taraf hidup sejahtera dengan berkolaborasi lembaga zakat yang ada," bebernya.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni, menyampaikan zakat adalah ibadah sosial. "Umat Islam diwajibkan membayar zakat setiap tahunnya. Minimal zakat fitrah yang bahkan diwajibkan bahkan untuk bayi baru lahir," ucapnya.
Di luar itu, Khaeroni yang sudah sering ke Wajo dan dijamu Amran, seperti pagi tadi sebelum ke tempat acara, memuji masakan yang dihidangkan di rumah jabatan Bupati Wajo.
"Saya paling suka ke Wajo, apalagi ke rumah jabatan Pak Bupati. Sup kambingnya enak, masakan udangnya enak. Pokoknya makanannya enak," ungkapnya.
Peluncuran turut dihadiri jajaran Forkopimda Wajo, pejabat Kemenag RI, pejabat Kanwil Kemenag Sulsel, para kepala Kemenag kabupaten/kota se-Sulsel, kepala kantor dan para pejabat Kemenag Wajo, Camat Pammana, Junisatri Rasyid, bersama muspika dan kepala desa/lurah, para tamu kehormatan, pemerhati zakat, komunitas, organisasi, serta undangan lainnya.