Tantangan Anies Solidkan Koalisi, Parpol Lain Belum Putuskan Capres

  • Bagikan

Dukungan pada Anies pun hal wajar. Terutama karena Anies merupakan representasi figur yang tidak didukung istana. PKS dinilai berbeda dengan partai lain karena tipikal partai ini termasuk partai kader. Berbeda dengan partai politik (parpol) pada umumnya yang digolongkan sebagai partai massa.

"PKS juga memiliki soliditas dan militansi internal yang berbeda," ujar Luhur.

Posisi politik PKS dalam spektrum politik Indonesia berada di sisi kanan dan bahkan cenderung di kanan jauh. Partai yang distereotipe memiliki kekuatan berbasis populisme agama. "Dengan posisi seperti itu, maka tetap ada plus-minus bagi capres yang di dukungannya," pungkasnya.

Meskipun dalam konteks dukungan kepada Anies, PKS adalah partai penentu syarat koalisi pengusung pasangan capres-cawapres. PKS juga belum memiliki tokoh yang bisa melengkapi kekuatan elektoral untuk berpasangan dengan Anies.

"Dengan demikian, ikatan relasi Anies-PKS lebih bersifat akomodatif," katanya.

Basis Kekuatan

Sementara itu, analis politik Unhas, Ali Armunanto menilai kekuatan PKS perlu diasesmen. Setelah ditinggal tokoh-tokoh pilar yang mendirikan Partai Gelora dan memudarnya dampak politik identitas, itu mempengaruhi basis pemilih PKS.

Di sisi lain, PKS yang kembali ke khitah juga mengembalikan garis tradisionalnya yang selama ini mulai meninggalkan PKS. Dengan menggandeng Anies, tentu PKS akan mendapatkan manfaat elektoral dari popularitas Anies.

Meskipun dengan dukungan dari Nasdem, Demokrat dan PKS bisa dipastikan posisi Anies sudah aman. Namun, dengan deklarasi ketiga partai ini, posisi Anies juga terjepit di antara kepentingan partai. "Dan hal tersebut justru akan membebani Anies dalam tiap manuver politik," ujar peneliti pada Departemen Ilmu Politik, FISIP, Unhas itu.

  • Bagikan

Exit mobile version