"Keduanya pun telah bekerja menyukseskan kerja-kerja politik Jokowi dan kerabatnya," ujar A Luhur Prianto, analis politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
Dari sisi positioning, pasangan Ganjar-Erick berada di segmen pemilih nasionalis. Nilai plus juga bagi Erick karena telah didapuk sebagai kader Banser Nahdlatul Ulama (NU).
Sehingga kalau mampu memobilisasi dukungan pemilih NU, Erick akan menjadi pasangan dengan basis nasionalis-Islam moderat. Posisi politik ideologis yang selama ini ditempati Jokowi-Ma'ruf Amin.
Meskipun demikian, tantangan terbesarnya jika mereka tidak didukung PDIP. Apalagi, jika PDIP mengusung pasangan calon lain, maka terjadi fragmentasi dukungan di kubu nasionalis.
Ada pun dukungan dari partai semacam PAN dan partai lain di KIB, sifatnya sangat pragmatis-transaksional. Tetapi, dengan perilaku elite partainya yang dikendalikan istana, maka PAN dan partai di KIB-lah yang paling memungkinkan mengusung Ganjar-Erick.
Meskipun efek ekor jas dukungan pasangan capres-cawapres belum pasti juga direbut PAN dan partai di KIB. Sebagai referensi, pada masa Gubernur Ganjar, hasil Pemilu 2019 menghilangkan semua kursi DPR RI dari PAN di Jawa Tengah.(mum/zuk/fajar)