FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Hari Keagamaan Besar Nasional (HKBN), khususnya Ramadan dan Hari Raya Idulfitri menjadi momok. Pasalnya, harga-harga pada momen itu kerap tak terkendali.
“Ramadhan dan Idul Fitri, peningkatan harga akan jadi tantangan, kami berharap langkah antisipatif dapat dilakukan,” kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat kick off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Makassar, Minggu (5/3/2023).
Airlangga yang hadir secara daring pada kesempatan itu mengungkapkan, pemerintah telah menyusun strategi dalam menghadapi HKBN. Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut ada beberapa upaya yang dilakukan.
“Antara lain dilakukan pemantauan harga kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, cabai, bawang, daging, telur ayam ras,” ungkapnya.
Ia menuturkan, Pemerintah dan Bank Indonesia, yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) juga akan mengoptimaalisasikan pasar murah untuk pangan strategis. Upaya ini akan menggandeng Badan Pangan dan Bulog, agar keterjangkauan harga tersedia di pasar tradisional.
“Ketiga memastikan kelancaran subsidi angkut melalui APBD, sekali lagi, ini subsisi angkut dari APBD, biaya tak terduga bisa dimanfataakan untuk ini,” jelasnya.
Selain itu, pengawasan terhadap pangan dan energi kata Airlangga akan digalakkan. Upaya ini akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, baik TNI maupun Polri.
“Terakhir, tentu dukungan dari pada bankr dalam bentuk mural suasion. Dalam arti kebijakan yang dikeluarkan BI diterapkan dilapangan, agar pengelolaan ekspetasi masyarakat bisa terjaga. Sehingga tidak terjadi over buying, akibat dari miss informasi,” pungkasnya.