FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Warga Desa Bua, Kecamatan Tellulimpoe, Kab. Sinjai, Indo Sakka meminta Pemprov Sulsel serius menyelesaikan pembangunan jembatan Balampangi. Pasalnya, rumah wanita yang sudah berumur 60 tahun ini mengalami retak di beberapa titik akibat jembatan darurat yang dibangun di samping rumahnya.
Saat ditemui FAJAR.CO.ID di kediamannya, Indo Sakka mengeluhkan pembangunan jembatan ruas Sinjai-Kajang itu yang hingga saat ini tidak kunjung selesai. Sebab, rumahnya menjadi rusak akibat jembatan darurat dilalui kendaraan berat.
Ia bercerita, saat jembatan tersebut ambruk pada awal November 2021, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel membangun jembatan darurat untuk dilalui kendaraan. Lahan hingga pekarangan rumah Indo Sakka pun diserahkan cuma-cuma karena Pemprov Sulsel berjanji pekerjaan jembatan hanya berlangsung 7 bulan.
Terlebih lagi, jembatan darurat itu hanya dilalui kendaraan roda dua dan angkutan umum (pete-pete). Namun, perjanjian itu tidak dipenuhi. Pembangunan jembatan yang menelan anggaran sekitar Rp2,3 miliar malah mangkrak. Padahal, di papan proyek tertera pekerjaan selesai pada tanggal 12 Juli 2022.
Bukan hanya itu, kendaraan yang melalui jembatan darurat itu bukan hanya roda dua dan kendaraan angkutan umum, termasuk mobil truk hingga mobil pengangkut semen roda 10. Akibatnya, rumah Indo Sakka retak dan terbelah dua karena getaran kendaraan saat lewat di jembatan tersebut.
"Rumah saya rusak pak, di dalam sudah retak terbelah dua, kita lihat teras rumah saya juga rusak, plesteran dan paku atap rumah saya juga sudah copot," kata Indo Sakka dengan nada sedih, Selasa (14/3/2023).