Stok pupuk bersubsidi, ditegaskan Roh Eddy, hanya disalurkan kepada petani yang berhak sesuai kriteria dari Permentan Nomor 10 Tahun 2022, bagi petani yang tidak sesuai kriteria maka tidak bias memperoleh pupuk bersubsidi. Adapun syarat untuk mendapat pupuk bersubsidi adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam SIMLUHTAN (Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian), menggarap lahan maksimal dua hektar. Selain itu, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada 9 jenis komoditas strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao, dari yang sebelumnya ditujukan untuk sekitar 70 komoditas.
Secara spesifik Roh Eddy menyampaikan tahun 2023 di Provinsi Sulawesi Selatan, ada peningkatan sangat signifikan alokasi pupuk NPK Kakao hingga 401% disbanding alokasi tahun 2022.
“Alokasi NPK Formula Khusus Kakao di Sulawesi Selatan tahun 2023 sebesar 22.884 ton meningkat 401% disbanding alokasi tahun 2022 sebesar 5.712 ton,” tegas Roh Eddy.
Pupuk Indonesia bekerjasama dengan Cocoa Sustainability Partnership (CSP) dan members untuk terus mengoptimalkan penyaluran pupuk subsidi NPK Formula Khusus Kakao.
“Pada kesempatan ini, kami bersama dengan PT Cargill Indonesia yang juga menjadi member CSP di Sulawesi Selatan, untuk sharing knowledge terkait tanaman Kakao. Harapannya agar kedepan petani Kakao dapat memanfaatkan pupuk subsidi NPK Kakao dengan baik untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraannya,”
Pupuk Indonesia juga memiliki layanan pelanggan yang bias diakses oleh seluruh petani dengan kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001. Melalui layanan pelanggan, Pupuk Indonesia akan menampung keluhan terkait pupuk bersubsidi baik dari ketersediaan, harga, maupun kualitas.