"Local wisdom arau kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Bone tersebut menjadi modal utam dalam mengakselerasikan pembangunan yang selaras dan berkesinambungan, pembangunan tersebut tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari Bapak Gubernur Sulsel," tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Matompang Arajang adalah profesi membersihkan benda-benda pusaka kerajaan yang juga lazim disebut mappepaccing arajang atau dalam istilah bugisnya "Panggadereng Rilangiri" dan secara khusus disebut massoro arajang.
"Perlu kami tegaskan bahwa kegiatan ini tidak dimaksudkan untuk megkultuskan benda-benda yang telah diwariskan kepada kami, namun namun ini merupakan bentuk penghargaan kami kepada leluhur atas perjuangan dan capaian yang telah diraih dan kebijaksanaan yang telah diwariskan kepada kami," tuturnya.
Peringatan HJB ini diharapkan menjadi momen untuk berkontenplasi, mengevaluasi diri dan sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat Bone agar jangan melupakan sejarah.
"Hari ini kita hadir disini karena sejarah. Sejarah Bone sejatinya tetap harus dipertahankan dilestarikan serta dijadikan daya ungkit dan dara dorong untuk mempertahankan kejayaan Bone dalam dimensi pemerintah masa kini," katanya. (sae/fajar)