FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Baso tidak ingat kapan waktu persisnya, yang pasti, saat itu hujan. Ia mengendarai Avanza, memutar di U-turn atau titik putaran balik di Jalan Sultan Alauddin. Tepatnya di depan Universitas Muhammadiyah.
“Plak, plak, plak,” dentuman terdengar di sisi seblah kanan mobil Baso. Setelah ia menoleh, seseorang ternyata dengan sengaja memukul kaca mobilnya dengan jari tangan terbuka.
“Ternyata Pak Ogah (yang memukul),” kisah Baso kepada fajar.co.id, Sabtu (20/5/2023).
“Karena tidak dikasi uang,” sambung Mahasiswa STIE Tri Darma Nusantara itu.
Pak Ogah yang dimaksud Baso adalah orang yang kerap mengatur lalu lintas di titik U-Turn. Berharap imbalan dari pengendara yang melintas.
Ia bukan Polisi Lalu Lintas, bukan pula petugas Dinas Perhubungan. Mereka masyarakat sipil. Yang jika ditilik, sebenarnya tidak punya legalitas melakukan hal itu.
Di Makassar, tidak sulit menemukan keberadaan Pak Ogah. Hampir ada di tiap jalan protokol.
Baso sendiri bukan orang asli Makassar. Pria kelahiran Bulukumba itu mengaku kaget, saat pertama kali menemukan keberadaan Pak Ogah saat merantau ke Kota Daeng.
“Sebenarnya membantu, tapi mungkin caranya yang keliru. Apalagi kalau dia minta uang,” ujarnya.
“Karena petugas juga tidak ada. Polisikah atau Dishub (Dinas Perhubungan,” tandas Baso.
Fenomena ini sebenarnya tak luput dari perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Dinas Perhubungan mengaku telah lama memberi atensi terhadap hal ini.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Makassar, Syafran.