Syafran mengatakan, pihaknya sebenarnya telah merancang solusi mengatasi hadirnya Pak Ogah. Salah satunya, dengan menutup U-Turn yang terlalu banyak di Makassar.
Rencana itu, kata dia telah dibicarakan di tataran internal Dishub. Dalam waktu dekat akan segera diterapkan.
"Memang kita sudah ada rencana, ini masih terus dikoordinasikan juga dengan Polrestabes, Satlantas, Polda dan Dishub Provinsi," terangnya.
Ini juga akan dikoordinasikan bersama dengan beberapa Stakeholder, seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), sebab akan menggunakan pembatas beton milik mereka.
"Dari beton itu, memang harus melibatkan PU juga," jelasnya.
Kemudian adapula koordinasi dengan Provinsi dan Balai Jalan, sebab beberapa jalan nasional juga butuh penganan serupa. Menurutnya masalah Pak Ogah ini meski tersandung masalah kewenangan jalan, namun tetap berimbas ke kota sehingga kota juga harus ikut mengintervensi.
Syafran mengakui masalah ini sudah cukup pelik. Setelah ditindak, para Pak Ogah keesokan harinya kembali hadir.
Di sisi lain, petugas Dishub juga terbatas. Apalagi sulit memantau 24 jam penuh aktivitas mereka.
"Jadi memang termasuk mengganggu. Itu menggangu ketertiban umum. Makanya itu kita mau tutup beberapa U-Turn," pungkasnya.(Arya/Fajar)