Penelitian Lingustik Forensik, Mahasiswa Unismuh Temukan Kecenderungan Pelanggaran Hukum Jelang Pemilu

  • Bagikan

Alumnus SMA Negeri 1 Takalar tersebut mengemukakan, penggunaan teori SPEAKING Dell Hymes pada skripsinya bertujuan untuk mengurai konteks peristiwa tutur yang dilakukan pengguna Twitter.

Hal tersebut penting dilakukan karena bahasa bersifat context dependence sehingga kita harus menginterpretasi teks berdasarkan konteks dan situasi ujarnya.

Dari hasil analisisnya, Salmiah menemukan adanya kecenderungan pelanggaran pasal 315, 310, 160, dan 15 KUHP terkait penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, menghasut, dan menyebarkan berita bohong.

Lebih lanjut, anak kedua dari pasangan Sapar dan Hamida (alm.) tersebut menyatakan bahwa hasil temuannya tersebut hanya berupa temuan kecenderungan.

Sebab yang berhak memutuskan hal tersebut adalah pihak terkait jika kecenderungan pelanggaran undang-undang tersebut berlanjut pada proses hukum.

"Karena data pada penelitian ini tidak akan berimplikasi pada proses hukum karena data-data tersebut termasuk ke dalam delik aduan," kata Salmiah.

Berdasarkan hasil penelitiannya, mahasiswa yang bercita-cita menjadi saksi ahli bahasa tersebut menyarankan kepada pengguna media sosial agar lebih bijak menggunakan media sosial.

"Karena selain terkait masalah konsekuensi hukum, penggunaan bahasa pada media sosial juga mencerminkan karakter penggunanya," kata Salmiah.

Salmiah Sapar menyampaikan terima kasih kepada kedua pembingnnya, Dr. Andi Adam, M.Pd. selaku pembimbing pertama dan Rahmatiah, S,Ag., M.Pd., selaku pembimbing kedua.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Prodi Dr. Andi Paida, M.Pd. berserta jajaran dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang membuka ruang seluas-luasnya kepada mahasiswa yang ingin mengembangkan keilmuannya pada semua ruang kajian kebahasaan. 

  • Bagikan

Exit mobile version