Transisi ke Kendaraan Listrik Berpotensi Tekan Emisi 6,9 juta ton Karbon

  • Bagikan

“Diharapkan dengan semakin pahamnya masyarakat mengenai kendaraan listrik, transisi ini dapat berjalan dengan lancar,” ucapnya.

Di forum yang sama, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dhewanthi menyebutkan bahwa dalam konteks kebutuhan energi yang harus dipenuhi, ekosistem kendaraan listrik menjadi sebuah bonus. Dalam Nationally Determined Contribution(NDC), percepatan penggunaan kendaraan listrik adalah upaya tambahan dari skenario yang telah dirancang.

"Jika ada ekosistem baru yang terbentuk, maka kita akan mencapai tujuan tersebut lebih cepat,” sebutnya.

Menurutnya, upaya ini sangat penting dalam menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) dan menjaga ekosistem yang mendukung kehidupan. Terlebih, data ilmiah pada 2018 menunjukkan bahwa jika tidak ada tindakan yang dilakukan, kenaikan suhu rata-rata di akhir abad ini dapat melebihi 2 derajat Celsius.

Dampak dari kenaikan suhu tersebut akan berdampak negatif terhadap ekosistem yang mendukung kehidupan. Banyak spesies yang sensitif terhadap perubahan iklim berisiko punah.

“Kita harus meningkatkan ketahanan iklim sebagai salah satu langkah yang harus diambil," ujar dia.

Laksmi pun melihat saat ini upaya penurunan GRK sudah mengikuti rencana yang ditetapkan. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda, menilai dalam upaya transisi energi, sektor transportasi juga menjadi fokus penting.

  • Bagikan

Exit mobile version