Minimalisir Joki, Disdikbud Gelar Bimtek Pembuatan Karya Ilmiah Bagi Tenaga Pendidik

  • Bagikan
IST

Senada juga disampaikan Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Maros, Andi Davied Syamsuddin dalam sambutannya.

"Fenomena karya ilmiah yang dibuatkan ini merupakan rahasia yang sudah diketahui,"katanya.

Apalagi kata dia, selama ini pembuatan karya ilmiah hanya berorientasi pada kenaikan pangkat saja, bukan pemecahan masalah.

"Sehingga mereka lebih memilih untuk dibuatkan. Kalau karya ilmiah dibuat untuk naik pangkat, pasti kita menggunakan kondisi dibuatkan. Tapi kalau karya ilmiah ditujukan untuk menyelesaikan masalah, maka pasti kita akan serius membuatnya. Karena karya ilmiah itu kan berangkat dari sebuah permasalahan. Masalah dari sebuah organisasi misalnya, karena banyaknya masalah, kita butuh identifikasi untuk menyelesaikannya," jelasnya.

Sedangkan Ketua Harian Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC), Bagus Dibyo Sumantri mengatakan untuk mengatasi permasalahan itu dibutuhkan program-program terkait peningkatan kompetensi guru.

"Salah satu program yang dibutuhkan adalah menggelar berbagai macam pelatihan, entah apa itu namanya. Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam membuat karya ilmiah yang otentik, karena guru butuh ini untuk meningkatkan kompetensinya,"jelasnya.

Saat ditanya mengenai latar belakang pendidikan para guru yang S1 bahkan S2, namun tidak bisa membuat karya ilmiah yang otentik, ia enggan menanggapi hal tersebut.

"Tidak tahu proses rekrutmen guru-guru itu, saya tidak komentar soal itu. Ini kita berbicara kedepannya, bukan kebelakang. Yang pastinya, guru-guru butuh pelatihan yang sifatnya peningkatan kompetensi,"katanya.

  • Bagikan