“Tapi kemudian mereka mereformasi kebijakannya mulai tahun 1984 sehingga pengelolaan perikanannya semakin terukur kini. Kalau mereka bisa, tentu kita juga bisa,” harap Agus.
Menariknya, di awal panel pemateri ditampilkan tiga rektor yang konsen pada pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, yaitu Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Arief Satria, Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Prof. Agung Dhamar Syakti, dan Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa.
Prof. Agung yang tampil sebagai panelis pertama menggugah peserta simposium agar mengembalikan kembali kejayaan sektor kemaritiman seperti yang diinginkan oleh pendiri bangsa ini.
“Dari awal bangsa ini didirikan oleh Presiden Soekarno, beliau sudah paham betul akan potensi kemaritiman yang dimiliki oleh bangsa ini,” kata Prof Agung.
Dia mengharapkan agar semangat kemaritiman yang telah dicanangkan itu digelorakan kembali melalui riset-riset unggul yang dapat membawa bangsa ini lebih sejahtera dengan memanfaatkan sumber daya laut yang dimiliki.
Selanjutnya Rektor IPB, Prof Arief Satria, lebih banyak menyampaikan fakta demografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
Menurutnya, hingga kini soal kemaritiman kita masih selalu berbicara keunggulan komparatif yang dimiliki sebagai suatu fakta geografis.
“Padahal mestinya fakta-fakta keunggulan geografis tersebut sudah menjadi fakta keunggulan ekonomi dan sosial budaya di negara kita,” jelas Arief.
Hal tersebut akan terwujud menurut Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa jika kebijakan-kebijakan di sektor kelautan yang diambil pemerintah berbasis kajian riset dan ilmu pengetahuan.