Pertama Kali, Indonesia Adakan Forum Bisnis dan Investasi Berbasis Alam

  • Bagikan

"Saat ini tren investasi yang mengutamakan dampak (selain keuntungan) semakin meningkat. Apalagi dengan semakin banyak bencana alam karena dampak krisis iklim dan degradasi lingkungan, banyak investor yang tidak sekadar berharap mendapat keuntungan, tapi juga berharap investasi yang digelontorkan dapat menciptakan dampak baik," ucapnya.

Investasi yang ramah sosial dan ramah lingkungan juga mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan secara global maupun regional.

Berbagai aliansi atas inisiatif dunia bisnis juga berkomitmen untuk mencapai target net-zero carbon dalam menjalankan usahanya serta tren sisi pasar meningkatkan permintaan atas produk-produk yang berkelanjutan.

Di samping itu, dalam forum Conference of Parties (COP) ke-27 yang diselenggarakan pada November 2022, Pemerintah Indonesia menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi gas rumah kaca melalui dokumen Enhanced NDC (ENDC) Indonesia.
Potensi investasi inovasi bisnis alam juga terbilang besar.

Laporan World Resource Institute (WRI) pada tahun 2019 yang memperkirakan bahwa investasi global sebesar $1,8 triliun dalam Inovasi Berbasis Alam dari tahun 2020 hingga 2030 dapat menghasilkan manfaat bersih sebesar $7,1 triliun.

Berdasarkan Global Sustainable Fund Flows (Morningstar, 2022), aset dana berkelanjutan global tercatat sebanyak $2,74 Triliun pada Desember 2021. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dana berkelanjutan ini meningkat sebesar 53 persen.

Dana berkelanjutan global ini mencakup dana terbuka dan dana yang diperdagangkan di bursa, dengan tujuan investasi yang berkelanjutan dan/atau menggunakan kriteria LST dalam penentuan keputusan investasi mereka.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version