Angka Stunting Bisa Ditekan dengan Efektifitas Anggaran

  • Bagikan

“Penguatan lima pilar ini menjadi langkah penting dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia. Dengan adanya komitmen bersama dari berbagai pihak, diharapkan bahwa target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” harap Sukaryo.

Senada, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menekankan pentingnya gotong royong atau kerja sama antar seluruh pihak untuk menekan angka stunting. Terdapat program penanggulangan stunting di Surabaya juga melibatkan peran aktif dari masyarakat. Melalui program ‘Surabaya Hebat’, para relawan mendatangi rumah-rumah keluarga mampu yang awalnya enggan datang ke posyandu. Dengan membangun kekeluargaan dan mengubah mindset, masyarakat tidak segan untuk mengikuti program-posyandu dan menerima layanan kesehatan yang disediakan.

“Tidak hanya itu, program penanggulangan stunting di Surabaya juga melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan institusi lainnya. Para mahasiswa dan dosen turun ke kampung-kampung untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada masyarakat seputar gizi dan penanggulangan stunting,” jelas Eri.

Hal ini ia terapkan sehingga wilayahnya mampu mencapai kemajuan yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di kota tersebut selama tiga tahun terakhir.

“Dalam tahun 2020, tercatat 12.788 kasus stunting, namun angka tersebut berhasil turun drastis menjadi 6.722 kasus pada tahun 2021, 923 kasus pada tahun 2022, dan hanya 889 kasus pada bulan Januari 2023,” sebutnya.

Pada data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 sebesar 21,6 persen. Melalui upaya pemerintah dalam menekan angka stunting tersebut, dan pada 2023, prevalensi stunting berhasil menurun menjadi 17,8 persen.

  • Bagikan

Exit mobile version