FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah keterbatasan untuk memperoleh pupuk subsidi, diiringi dengan mahalnya harga pupuk non subsidi akibat kirisis gas eropa serta konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.
Membuat pupuk organik menjadi solusi yang tepat bagi para petani, pasalnya, selain murah pupuk organik sangat mudah untuk dibuat oleh para petani.
Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dorothea Agnes Rampisela, mengatakan menurutnya pupuk organik sangat mudah dijangkau oleh para petani.
"Pupuk organik itu mudah dibuat dari sisa jerami, sisa-sisa tanaman, semua bisa dipakai bahkan sampah dapur juga bisa," ungkap Prof Agnes.
Selain itu, kata dosen Departemen Ilmu Tanah Unhas ini, kondisi lahan atau tanah para petani berada dalam kondisi yang sudah memburuk, hal ini dikarenakan sudah terlalu sering menggunakan pemupukan kimia yang merusak unsur hara dalam tanah tersebut.
"Jadi begini sekarang sebenarnya ya kondisi lahan kita, lahan padi itu berada dalam kondisi yang sudah jenuh berapapun pupuk ditambahkan sebenarnya hampir tidak ada pengaruhnya lagi, karena sudah kekurangan bahan organik," paparnya.
Maka, lanjut Prof Agnes, jika petani rajin memberikan pupuk organik, maka kebutuhan serta ketergantungan akan pupuk kimia akan perlahan berkurang.
"Jadi itu kan bisa mengurangi banyak kan, petani cukup setengahnya saja (menggunakan pupuk kimia). Jadi memang harus diusahakan untuk menggunakan pupuk organik lebih banyak," tambahnya.
Oleh karena itu, Prof Agnes mengatakan mendorong penggunaan pupuk organik merupakan strategi yang lebih baik dan tepat bagi para petani.