FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Buku-buku bertema lokal sangat dibutuhkan sebagai upaya merawat budaya dan nilai-nilai kearifan lokal, serta sejarah daerah ini. Melalui buku-buku bertema lokal itu, akan jadi referensi dan materi muatan lokal di sekolah maupun perguruan tinggi. Namun diakui, buku-buku jenis ini masih perlu ditulis.
Hal itu disampaikan Irnayanti, S.Pt, M.I.Kom, Kepala Bidang Pengembangan Koleksi dan Pelestarian Bahan Pustaka Dinas Perpustakaan Kota Makassar, saat berdiskusi ringan dengan Rusdin Tompo, penulis buku, yang juga dikenal sebagai pegiat literasi. Diskusi ini juga dihadiri Muliawati, SE staf pada Bidang Layanan, di Gedung Layanan Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Jalan Kerung-Kerung No 68, Kamis, 13 Juli 2023.
Irnayanti mencontohkan buku-buku tema lokal seputar kuliner, yang masih perlu ditulis. Sebagai kota dengan pilihan jenis makanan yang sangat beragam, tentu bisa jadi sumber inspirasi bagi penulis. Ini untuk mendukung branding Makassar Kota Makan Enak yang sudah dilaunching Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, pada Januari 2023.
Sebagai kota metropolitan, Makassar merupakan kota di mana orang bisa mencari makanan 24 jam. Pilihan makanannya pun sangat beragam. Ada jalangkote, pisang ijo, coto Makassar, sop saudara, konro, pallu basa, mie kering, songkolo, pisang epe, dan berbagai kuliner lainnya.
Rusdin Tompo mengakui pentingnya buku-buku bertema lokal sebagai cara merawat dan mewariskan budaya dan sejarah Sulawesi Selatan. Meski butuh pendalaman tertentu agar tepat dalam memaknai kearifan lokal dan nilai budaya tersebut.