FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Indonesia hingga saat ini masih dihadapkan pada masalah triple burden disease, yaitu penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan, sementara penyakit tidak menular mengalami peningkatan, ditambah dengan penyakit-penyakit yang muncul kembali serta timbulnya penyakit-penyakit, baru.
Perubahan pola penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Sinjai, Andi Jefrianto Asapa saat membuka rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan deteksi dini, preventif dan respon penyakit yang digelar oleh Dinas Kesehatan, Selasa, (18/7/2023) di Aula Pertemuan Wisma Sandika.
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 82 tahun 2014 tentang penanggulangan
penyakit menular menurut Andi Jefrianto disebutkan bahwa penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi antara lain bakteri, virus, jamur dan parasit, yang berdasarkan cara penularannya dibagi menjadi dua yaitu penyakit menular langsung dan penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit.
Penyakit menular langsung contohnya tuberkulosis, HIV, campak, kusta, hepatitis dan lain-lain, sedangkan penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit contohnya rabies, malaria, dbd, antraks dan lain-lain.
“Penanggulangan penyakit menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian, membatasi penularan serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah,” ungkapnya.