Padahal, sejak usia 0 hingga 6 bulan, anak sebaiknya hanya mendapatkan ASI eksklusif untuk memastikan asupan gizi yang tepat. Penggunaan susu formula sejak dini, tanpa ASI, dapat menyebabkan potensi obesitas karena kalori dalam susu formula lebih tinggi dibandingkan ASI.
Dalam rangka mencapai tujuan pencegahan obesitas pada tahun 2030 sebesar 3 persen, semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan, harus berperan aktif dan meningkatkan kesadaran bersama.
"Masih ada pekerjaan rumah dalam menangani obesitas pada anak-anak. Terlebih saat ini terdapat fenomena double burden of malnutrition, di mana stunting dan obesitas hadir bersamaan. Kedua isu ini perlu kita atasi bersama," tegas Dante.
Germas Sapa
Seiring dengan berjalannya program ‘Isi Piringku,’ Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga mengambil langkah strategis dengan mengedukasi masyarakat melalui program ‘Gerakan Masyarakat Sadar Pangan Aman’ (Germas Sapa).
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, memaparkan kegiatan 'Germas Sapa' yang dijalankan sejak 2011 ini mendukung visi dari BPOM dan Kementerian Kesehatan untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya mengonsumsi pangan aman dan bergizi.
“Dengan adanya program ini, diharapkan anak-anak sekolah dapat menjadi ‘smart eater’ dengan memilih camilan yang sehat, seperti buah-buahan, daripada camilan buatan yang tinggi gula seperti permen,” sebutnya.
Menurut Rita, makanan seimbang harus terdiri dari berbagai komponen gizi, termasuk karbohidrat, buah, sayur, dan lauk-pauk. Informasi ini harus disampaikan secara masif kepada pihak terkait, termasuk dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas perindustrian & perdagangan, organisasi masyarakat, kader, fasilitator, serta masyarakat umum.