Petani bernama Hasman itu merupakan petani milenial yang memulai berkebun nanas sejak 2020 pada lahan seluas 4 hektar. Kini, perkebunnan nanas Hasman telah berkembang menjadi 60 hektar dengan jumlah pohon kurang lebih 18 ribu batang.
“Saat ini petani nanas di Barru sudah berkembang menjadi 7 desa di bawah binaan Hasman,” ucap Lutfi.
Menurut Lutfi, nanas asal Barru ini memasok beberapa daerah di Sulsel antara lain Maros, Pangkep, Pinrang, Pare – Pare dan Makassar. Bahkan, nanas Barru tersebut juga mengisi pasokan di kepulauan Sulawesi dan Kalimantan.
Lebih jauh, Lutfi menuturkan, saat ini beberapa produk pertanian di Sulsel telah dilengkapi alat-alat seperti kode QR, RFID (Radio-Frequency Identification), blockchain, dan sistem manajemen basis data. Itu digunakan untuk mendukung implementasi traceability produk pertanian.
“Dengan adanya sistem traceability yang efektif, seluruh rantai pasokan produk pertanian menjadi lebih terencana, terkelola, dan transparan,” tutupnya. (*)