Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Usman, S.Pd., M.Pd. melaporkan bahwa magang BIPA sebagai wujud dari program internasionalisasi Bahasa Indonesia. Mahasiswa yang terjaring mengikuti program ini, akan diterjunkan ke perguruan tinggi yang memiliki program studi BIPA, di beberapa kantor konsulat negara asing di Indonesia, dan mendapatkan sertifikasi profesi pengajar BIPA di lembaga BIPA yang ada di Bali.
Untuk memantapkan buku panduan magang BIPA, Prodi PBSI mengundang narasumber Dr. Gatut Sujanto, M.Pd. selaku Direktur BIPA Jawa Timur untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan BIPA.
Menurut Dosen FS Universitas Negeri Malang, BIPA memiliki prospek dan potensi yang sangat besar untuk dijadikan profesi karena dapat menghasilkan pendapatan tinggi. Mencermati jumlah peminat pembelajar BIPA yang terus meningkat, para pengajar BIPA dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan, termasuk bahasa ibu pembelajar.
Dr. Gatut memotivasi kepada para peserta akan manfaat BIPA. Karena itu, selain bahasa, pembelajar perlu diberikan budaya sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi. Sebagai contoh pembelajar BIPA dari Vietnam dan Thailand, tidak penting dibawa atau diajak mengunjungi candi, tetapi diajak ke situs religius.
Berdasarkan data, fakta, dan pengalaman pelaksanaan Program BIPA, program Magang BIPA yang digagas Prodi PBSI sangat penting dan strategis dalam usaha menginternasionalisasi bahasa Indonesia. Program ini menyiapkan lulusan agar dapat berkompetisi untuk mengajar BIPA, baik dalam negeri maupun luar negeri. BIPA selain bermakna pendidikan juga bermakna ekonomi. Makna pendidikan, BIPA jadi sarana menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Makna ekonomi, BIPA akan mendatangkan pendapatan atau penghasilan tinggi.