EMT IDI Sulsel Hadirkan 200 Relawan Ikut Simposium dan Workshop Emergency

  • Bagikan

Misal mengurang ancaman bahaya yang berkaitan langsung dengan kesehatan. Yakni minimalkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dan manajeman bahaya terkait kesling.

Lalu mengurangi kerentanan, dilakukan dengan memperkuat status kesebalan masyarakat. Memperkuat masyarakat rentan mengurangi masalah kesmas berdasarkan beban penyakit/epidemiolog & meningkatkan PHBS).

"Terpenting meningkatkan kapasitas/kemampuan sumber daya kesehatan melalui upaya miligasi, kesiapsiagaan. Lalu penerapan faskes aman bencana, dan penyiapan sistem peringatan dini," ucapnya.

Kata DR Sumarjaya kegiatan saat bencana dilakukan dalam menyelamatkan nyawa, mencegah ketidakstabilan, serta memastikan pelayanan kesehatan esensial tetap berjalan sesuai dengan standar minimal pelayanan Kesehatan.

Staf Ahli Gubernur, Andi Mappatoba
mengatakan sejak beberapa tahun terakhir Pemprov Sulsel telah membentuk pelayanan sistem analisis data dan kebencanaan (si andal). Ada juga Brigade siaga bencana dari gabungan OPD di sulsel.

" EMT IDI Sulsel memberikan simposium kepada relawan perlu mendapat dukungan. Sebab ini digarap oleh tim yang tanggap di Sulsel yang bisa menjadi mitra penanganan bencana," ucapnya.

Pemprov juga telah berupaya menghadirkan jangkauan pelayanan baru di daerah, misal baru-baru ini hadir RSUD Bone yang bisa melakukan pelayanan terkait bencana. Disana relawan ini juga bisa ikut terlibat.

Dengan fokus pada kesiapsiagaan darurat, kegiatan ini menyediakan platform bagi masyarakat, lembaga pemerintah, dan sektor kesehatan untuk bersama-sama memperkuat penanganan kegawatdaruratan di kota. (*)

  • Bagikan