“Saat suami saya sakit, ia sempat dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan bersyukurnya semua biaya pengobatan ditanggung BPJS Kesehatan. Pelayanan JKN yang diterima suami saya untuk pengobatannya, menurut saya sudah bagus sekali. Mereka merawat suami saya dengan sabar dan sangat telaten. Apalagi beberapa kali suami awalnya menolak untuk dirawat karena takut kedokter. Tetapi pihak rumah sakit akhirnya bias meyakinkan suami saya untuk menjalani pengobatan,”
Murti menegaskan ia tidak melihat adanya perbedaan perlakuan antara pasien BPJS Kesehatan dengan pasien umum. Hal itu yang membuat Murti kagum dengan BPJS Kesehatan, walaupun biaya saat berobat gratis, tetapi pelayanan yang diberikan itu tetap berkualitas.
“Sebenarnya dengan mendaftar menjadi peserta Program JKN bukan berarti saya berharap ingin menggunakan layanan kesehatannya karena pastinya kita tidak berharap ingin terkena penyakit dan harus periksa kefasilitas kesehatan. Tetapi kita harus punya jaminan kesehatan untuk antisipasi, sebab kita tidak tahu sakit atau musibah itu datangnya kapan,” terangnya.
Salah satu kesyukuran Murti dengan adanya Program JKN ini ialah saat kemarin suaminya sakit masih dapat dirawat dan diobati di rumah sakit dengan pelayanan yang memadai. Dirinya masih tidak menemui kesulitan untuk pengobatan suaminya yang bias dengan mudah diaksesnya serta tidak ada khawatiran biaya yang harus dikeluarkan.
“Tapi namanya takdir sudah ditetapkan, jadi kita hanya perlu bertawakal dan berpasrah diri ketika usaha yang dilakukan telah optimal. Saya sangat bersyukur semasa hidup almarhum suami saya, Program JKN telah hadir untuk member bantuan pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis dengan kualitas terbaiknya,” tegas Murti.