Lewati Hutan yang Gelap, Deng Ical Tetap Hadiri Temu Sibat di Gowa

  • Bagikan

"Alhamdulillah acara ini merajut kembali kebersamaan. Karena kayaknya 3 tahun lebih tidak ketemu seperti ini akibat pandemi," ungkap Deng Ical.

"Malam ini awal menyusun temu-temu (Sibat) berikutnya dengan skala berbeda," tuturnya.

Deng Ical juga menjelaskan tugas PMI, pertama membantu pemerintah dalam hal kebencana, menyiapkan transfusi darah dan desiminasi nilai kemanusiaan. Dengan diisi pengurus, staf dan relawan. Ketiga ini harus saling sinergi demi memberikan pelayanan dan kontribusi kepada masyarakat.

"Ketiganya ini harus sinergi karena sama pentingnya, meski level dan porsinya berbeda. Sebaliknya biar relawan bagus tapi memble stafnya sama saja. Sehingga ini kalau dikategorikan tiga mata uang tak bisa dipisahkan," ungkap Ketua PMI Makassar sejak 2008 sampai sekarang.

Deng Ical menjelaskan Sibat itu adalah SDM potensial yang berasal dari desa, kelurahan, kecamatan merupakan mitra binaan PMI dan telah mendapatkan dukungan dan kepercayaan masyarakat.

"Termasuk boleh berbasis komunitas seperti dari berbasi ojol (ojek online) dan lain-lain. Mereka lahir atas keinginan berkontribusi kemanusaiaan seperti terlibat dan membantu dunia bencana kemanusiaan dan membantu menyiapkan donor darah semua di wilayahnya," sambung Deng Ical.

PMI Makassar Buka Klinik

Dalam sambutannya, mantan Wakil Wali Kota Makassar ini mengungkapkan PMI Makassar berkomitmen untuk mandiri sehingga makin meningkatkan optimalisasi dalam pelayanan tanpa ada intervensi luar.

"Kami juga laporkan di markas kita punya utd dan uji kompetensi yang telah tersertifikasi profesi. Selanjutnya waktu dekat akan buka klinik, sudah diurus ijinnya. Kita juga memiliki unit usaha ada rumah makan, laundri, terakhir kita akuisisi kampus namanya STIKS Tamalanrea dan sudahnmeningkat menjadi institut sosial dan kemanusiaan, semoga tahun depan menjadi universitas," tutur Deng Ical yang juga ketua Yayasan PMI. (rls)

  • Bagikan

Exit mobile version