"Dengan adanya Unit Hemodialisis ini di Bantaeng, masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang besar. Untuk cuci darahnya pun kami mengupayakan agar warga Bantaeng dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan," kata dia.
Sultan mengungkapkan, saat ini manajemen RSUD Bantaeng terus berupaya melengkapi fasilitas untuk memperoleh izin operasional.
"Fasilitas hemodialisa yang cukup lengkap ini masih menunggu izin operasional dari Kementerian Kesehatan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat izin operasional sudah kita peroleh," kata dia.
Pembukaan layanan diharapkan membantu mempertahankan kualitas dan harapan hidup masyarakat Bantaeng, khususnya pasien yang terkena penyakit ginjal kronik. Unit Hemodialisis RSUD Bantaeng memiliki empat mesin cuci darah dan didukung Sumber Daya Manusia dokter spesialis penyakit dalam, dokter nefrologi, dokter umum yang bersertifikasi HD, serta perawat yang mahir dan bersertifikat.
"Sehingga layanan hemodialisa kami di Bantaeng diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pasien selama menjalani terapi ini di rumah sakit," kata dia.
Bupati Bantaeng Ilham Azikin memberi apresiasi kepada manajemen RSUD atas upaya pemenuhan layanan bagi penderita gagal ginjal.
“Minimnya fasilitas hemodialisis yang terbatas di wilayah Selatan Sulawesi Selatan, menjadi salah satu faktor sehingga Pemerintah Kabupaten Bantaeng memberi dukungan bagi RSUD Prof Anwar Makkatutu membuka Unit Pelayanan Hemodialisis," kata dia. (*)