Menang Tapi Tidak Dilantik
Setelah duduk kembali di ruang tamu, saya langsung menyerangnya berbagai pertanyaan. Terkhusus kekalahannya dalam dua kali Pilkada di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Dia hanya tersenyum. Sepertinya enggan menjelaskan pelaksanaan Pilkada tersebut. Setelah kudesak terus, akhirnya dia menimpali; “Sebenarnya dari sejumlah sumber menyebut saya sebagai pemenang. Tapi, nyatanya bukan saya dilantik,” ungkapnya lalu tertawa.
Mengapa hal itu terjadi? “Tidak usah dibahas. Yang lalu sudah berlalu dan menjadi pembelajaran. Kekalahan saya akibat penghianatan,” tegasnya, lalu mengunci saya agar tidak bertanya lagi soal penghianatan itu.
Puang Sauru lalu meminta pertimbangan saya, mengenai adanya beberapa tokoh masyarakat, petinggi partai, dan dorongan sahabat-sahabatnya sesama pengusaha untuk bertarung di Pilkada Sidrap. Diakuinya, permintaan tersebut sementara dipertimbangkan.
"Kalau masyarakat mau memberikan dukungan, saya mau. Saya ini betul-betul mau membangun Sidrap. Tapi kalau ada yang lain dan didukung masyarakat dan betul-betul mau membangun Sidrap, disertai dengan konsep yang bagus, justru itu yang perlu kita dukung bersama,” tuturnya.
Pengusaha sukses yang pernah mengecam pendidikan di Malaysia ini menjelaskan, kondisi Sidrap saat ini, sangat memiriskan.
"Ibarat buah, buah itu harus dibersihkan dulu dari hama penyakit yang menggerogotinya, kemudian disemaikan dan diberi pupuk. Ketika tumbuh bagus, barulah ditanam,” terangnya.
Menurutnya, penyakit yang dimaksud, adalah penyakit masyarakat yang melanda generasi muda. Dia merasa perih mendengar kampung halamannya, ada pemuda tertangkap narkoba jaringan internasional, banyak muncul penipuan “pashowbiz”, judi sabung ayam, termasuk adanya informasi sudah ada sekira 500-an pekerja seks komersial (PSK), yang berkeliaran dan melakukan transaksi prostitusi di sejumlah penginapan.