“Mengatasi masalah penyakit sosial ini, saya punya jaringan dengan sejumlah penegak hukum, termasuk BNN, untuk memberantasnya. Selain itu, kita harus menciptakan lapangan kerja maupun kegiatan kepemudaan agar mereka tidak terjerumus,” tutur H Mashur.
Sementara untuk pembangunan, H Mashur mengakui perlu adanya jaringan di pusat. “Pembangunan infrasruktur tidak akan berkembang maju kalau hanya mengandalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
APBD tidak hanya mengandalkan Dana Alokasi Umum (DAU), tetapi lebih dari itu, Dana Alokasi Khusus (DAK) harus seiring seirama, dan lebih banyak. Nah, untuk mendapatakannya, harus punya jaringan di pusat. Dan saya punya channel di titik-titik sumber itu,” bebernya.
Tak terasa azan Magrib mengumandan. Dia pun lalu menuju kamar mandi, dan saya bersama Yunus salat berjamaah di tempat semula. Sebagai imam, usai salat Magrib melanjutkan salat kasar jama’ Isya. Maklum, status saya masih musafir.
“Maaf, saya agak lama sembahyang,” ujar Puang Sauru begitu muncul. “Oh iya, kapan kamu pulang. Saya belikan tiket Garuda, yah,” katanya lanjut.
“Tabe, Puang. Saya sudah punya tiket. Insya Allah, bersama teman-teman berangkat besok naik Lion pukul 13.00 WIB,” ujar saya menimpali.
"Ok. Ayo kita berangkat. Mobilmu Yunus, simpan saja. Kita naik mobilku saja,” sarannya.
Kami bertiga keluar rumah, yang ternyata ada mobilnya lagi satu parkir dekat rumah tetangga. Kalau ditaksir, tidak jauh beda dengan harga mobil Yunus.
Dia lalu mengambil alih kemudi, dan saya duduk di sampingnya. Sementara Yunus, duduk sendirian di kursi belakang. Saya sebenarnya bermaksud mengambil alih kemudi, tapi saya urungkan niat saya karena belum hapal betul seluk beluk Kota Jakarta, meski pernah tinggal beberapa tahun lalu ketika masih aktif di Jawa Pos Jakarta (Indopos).