Selain itu, Indonesia saat ini telah menduduki peringkat 16 dari seluruh negara di dunia dengan durasi membaca perminggu rata-rata 6 jam. Peringkat itu diatas dari Argentina, Canada, Jerman bahkan Amerika Serikat.
“Ini tentunya merupakan torehan yang baik buat perkembangan budaya literasi kita ke depan. Ini semua tidak terlepas dari peran serta semua pihak dan pegiat literasi yang bekerja terus menerus,” katanya.
Sementara itu, Bunda Baca Kabupaten Maros, Ulfiah Nur Yusuf mengatakan, penghargaan yang diterimanya itu merupakan tantangan sekaligus motivasi untuk terus berbuat yang terbaik memajukan literasi di wilayahnya.
“Kita telah membentuk bunda baca di seluruh desa dan kelurahan di Maros, kedepannya, seluruh Bunda Baca ini tentunya akan kita dorong untuk bersama-sama lebih giat lagi turun ke tengah-tengah masyarakat guna meingkatkan budaya literasi,” paparnya.
Bupati Maros, Chaidir Syam yang juga hadir mendampingi penerimaan penghargaan itu mengatakan, untuk terus memajukan minat baca, dalam dua tahun terakhir, pihaknya telah membuat 43 Perpustakaan Desa berbasis inklusi. Tahun inipun akan disusul 15 desa yang juga akan membuat perpustakaan.
"Kedepannya kita terget seluruh desa dan kelurahan ini telah memiliki perpustakaan berbasis inklusi. Tidak hanya kita suplai buku, tapi juga komputer dan semua itu dari APBD kita," sebut Chaidir.
Melalui bunda banca yang juga telah dibentuk hingga ke desa-desa, Bupati Maros berharap agar perpustakaan desa menjadi satu kesatuan untuk mendorong dan mengubah prilaku masyarakat agar gemar membaca dan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.